Selasa, 10 Januari 2017

Chapter 1, Part I, LOVE and HATE (Edited Post)

Hello reader,

Bertepatan dengan judul di atas saya ingin share hal yang sedang saya rasakan belakangan ini, saya tidak akan cerita secara detail, saya hanya akan ceritakan point utamanya aja. This is a love story, my love story, my own Fairy tale.
Ceritanya mungkin akan terdengar cengeng atau lebay, tapi setiap kata-kata yang saya tulis adalah murni dan nyata dari hasil pikiran saya sendiri.

So, here we go.

July, 22nd 2017.

Beberapa waktu yang lalu saya berencana untuk menyatakan perasaan saya kepada seseorang wanita. FYI saya bukan tipikal orang yang gampang asal jatuh cinta dan saat saya merasa sudah menemukan wanita yang saya anggap cocok maka saya akan benar-benar serius dalam pilihan saya dan saya tidak akan menunggu waktu lama untuk menyatakan perasaan saya, saya sudah prepared semuanya untuk moment itu.

Waktu berlalu dan hari yang ditunggu-tunggupun hampir tiba.

But.

Tepat 1 hari sebelumnya tiba-tiba dia membatalkan janji dengan alasan "Sorry, aku besok tidak jadi ikut, soalnya pacarku mau jemput sepulang kerja".

Well, that was the most fucked up moment for me, I was like "what the F**K?"

I don't know that, ternyata hati dia sudah ada yang punya duluan, saya tidak pernah berpikir bahwa dia sudah punya kekasih karena dia mengaku kalau sedang single.
I feel dissapointed, saya suka dengan seseorang dan orang yang saya suka tiba-tiba membatalkan janji secara sepihak dan lebih parahnya lagi ternyata dia udah punya pria lain di hati dia.
Sangat disayangkan ternyata meskipun kita merasa secocok apapun dengan seseorang, bukan berarti dia adalah orang yang dikirim Tuhan untuk menjadi pasangan kita.

And then somehow I got an idea to make this painting.
It's easier for me to express my feelings by drawing/painting.

LOVE<HATE, Digital Painting, Zulha Mailana

"Kenapa harus gambar timbangan?"

Karena timbangan itu melambangkan perasaan yang sedang galau/bimbang.

"Kenapa "HATE" lebih berat dari "LOVE" ?"

Karena saat sedang kecewa, perasaan marah atau benci ke seseorang akan lebih besar dari pada rasa sayang, rasa kecewa saat patah hati itu bisa membutakan hati secara temporary.

So basicly, timbangan itu ibaratkan kita, dan yang ditimbang itu adalah perasaan kita.

Jadi saya pun memutuskan untuk silent dulu selama beberapa hari hingga pikiran kembali tenang, saya cari kegiatan positif agar pikiran terbuka lapang kembali, agar nanti timbangan itu bisa seimbang lagi.

By the way, hidup itu memang ibarat timbangan.

"Timbangan tidak akan selalu seimbang, akan selalu ada sesuatu yang membuat timbangan itu berat sebelah."

Note: If you translate this post into English, that "her" will turn into "him". So, don't miss understood.


Cheers,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar